Google

Saturday, June 21, 2008

Banyak Makan Redupkan Cahaya Hati

Salam jumpa lagi kawan-kawan semuanya, lama juga aku kagak ngisi blog ini hampir 2 bulan lebih tapi aku usahakan untuk tetap mengisinya ,semoga saja isi blog ini bisa bermanfaat untuk saya pribadi maupun bagi kawan-kawan semuanya.

Membaca judul diatas tentu kita akan bertanya ? Bagaimana mungkin Banyak makan akan meredupkan cahaya hati !! . Hal itu juga terjadi pada saya saat pertama kali membaca artikel ini dari sebuah majalah yang sudah cukup lama berada di rak buku saya. Majalah tersebut terbitan tahun 2005, hanya saja pada saat saya membeli belum sempat untuk membacanya. Tapi setelah saya baca keliatannya cukup bagus maka saya putuskan untuk aku tulis di dalam blog ini.

Bagi orang kebanyakan di kota saat ini makan keliatannya bukan lagi hanya sekedar penghilang rasa lapar tapi sudah merupakan bagian daripada gengsi apalagi tempat makan tersebut berada di suatu wilayah atau kawasan yang cukup terkenal maka hal tersebut akan menambah gengsi secara pribadi padahal mungkin saja menu yang disediakan tidak terlalu istimewa. Hal ini bisa kita saksikan di restoran-restoran atau rumah makan siap saji baik pada saat hari libur ataupun hari-hari biasa, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa rela untuk antri demi mendapatkan makanan yang enak.
Sebenarnya sih bukan itu yang menjadi masalahnya tapi alasan yang menyebabkan kita makan disana yang menjadi masalahnya karena jika kita makan bukan dikarenakan untuk sekedar menghilangkan rasa lapar tapi demi gengsi yang kita jaga maka kita akan /terkadang berlebihan dalam memesan makanan tersebut yang terkadang sampai berlebihan dan kita menjadi kekenyangan demi untuk menikmati makanan tersebut ,itulah yang menjadi masalahnya. Jika hal ini yang terjadi maka makanan tersebut dari yang mungkin menyehatkan bagi kita bisa berbalik menjadi makanan yang membawa bencana bagi diri kita ,banyak sudah orang yang keranjingan makanan tertentu akhirnya mengalami /menderita berbagai penyakit mulai dari Kegemukan ( Obesitas ) sampai penyakit jantung dan berbagai penyakit degeneratif lainnya yang kebanyakan penyakit tidak pernah ada pada jaman dahulu dan tidak pernah diderita oleh orang tua kita maupun nenek kita yang tinggal dipedesaan yang hanya mengkonsumsi makanan yang sedehana.
Ada seorang arif yang pernah mengatakan : "Jika dirimu sedang kenyang, anggaplah dirimu sedang lumpuh". Mungkin kata tersebut akan sedikit membingungkan tapi secara logis dan jika kita pikirkan dengan seksama maka ada benarnya , sudah seumumnya jika kita banyak makan maka kita akan banyak minum, kemudian banyak tidur hal inilah yang menjadikan banyak penyakit yang akan menghinggapi diri kita.
Al-harali seorang ulama besar pernah menyatakan seperti dikutip Quraish Shihab dalam salah satu bukunya beliau mengatakan bahwa jenis makanan dan minuman dapat mempengaruhi jiwa dan sifatmental dari orang yang memakannya. Hal juga diungkapkan oleh Pemenang nobel kedokteran bernama Alexis Carrel yang mengungkapkan: " Pengaruh dari campuran ( senyawa ) kimiawi yang dikandung oleh makanan terhadap aktivitas jiwa dan pikiran manusia belum diketahui secara pasti, karena belumlagi diadakan experimen secara memadai. Namun tidak dapat diragukan lagi bahwa perasaan manusia dipengaruhi ole kualitas dan kuantitas makanan".
Menurut dua tokoh diatas , jenis serta kualitas dan kuantitas makanan mempengaruhi jiwa dan mental pemakannya.
Secara lebih tegas pengaruh itu misalnya , seperti terungkap dalam wasiat Luqman al Hakim kepada anaknya: " Wahai putraku jika kamu penuhi lambungmu makaakan tidur pikiranmu, membisukan hikmah, mendudukan anggota badan dari beribadah adan pada perut kosong itu banyak faedahnya yaitu menjernihkan hati, mencerdaskan manusia dan menajamkan pikiran. Kenyang itu menyebabkan kedunguan, membutakan hati dan memperbanyak uap dan cairan dalam lambung".
Seperti ungkapan seorang ulama Al-ustaz Abu Jafar mengatakan , " Perut itu merupakan anggota , bila ia lapar maka akan menentramkan anggota-anggota lainnya, jika ia kenyang maka anggota lainnya menjadi lapar banyak permintaan dan rongrongannya".
Yang paling sederhana dan sering kita jumpai dalam kondisi kekenyangan ( akibat banyak makan ) sering kali membuat kita malas dan mengantuk. Dalam kondisi demikian , tubuh lebih memilih tidur ketimbang membaca atau melakukan kegiatan lainnya. Langkah ini yang menyebabkan timbulnya /awal dari berseminya bibit-bibit 'menidurkan pikiran'dan 'timbulnya kedunguan' seperti ungkapan Luqman al Hakim diatas.
Bukankah ketika kita lebih memilih tidur ketimbang membaca, kita telah melakukan satu langkah menidurkan otak kita, mengingat kita tidak memberi asupan gizi yang pentingartinya buat kelangsungan kerja otak kita, dan jika hal ini terjadi terus menerus bukankah otak kita menjadi tumpul? Selanjutnya jadilah kita masuk kedalam jajaran orang yang ketinggalan informasi.

bersambung

sumber: majalah hidayah

No comments: