Google

Wednesday, December 12, 2007

Temulawak, umbi Penyembuh Lever

Hampir tiap menit, kita dibombardir oleh iklan obat-obatan suplemen di televisi.
Mulai dari yang produk impor sampai yang tradisional. Semua dijanjikan aman untuk dikonsumsi.
Obat-obatan macam ini tak lain merupakan adopsi dari suplemen impor yang banyak dipajang di
apotik dan toko obat ternama.
Masyarakat seolah tersihir oleh produk-produk pabrik itu dan tanpa pikir panjang menghabiskan
banyak dana untuk membelinya. Tidak heran, sebab trend-nya sekarang adalah herbal medicine,
yakni memanfaatkan tanaman tradisional sebagai obat. Padahal akan lebih baik lagi apabila kita
mengonsumsi tanaman itu langsung dari racikan sendiri. Selain lebih murah, keamanannya bisa
dikontrol.
Bagi masyarakat di pulau Jawa, nama temulawak pasti tidak asing lagi. Di daerah Jawa Tengah,
tanaman bernama Latin Curcuma xanthorhiza Roxb ini dikenal sebagai minuman eksotik dengan
cita rasa khas. Dengan mencampurkan tanaman bersama gula dan kunyit, lalu diseduh dengan
air panas akan menghasilkan sebuah rasa tersendiri.
Masyarakat Jawa Tengah biasanya memberikan ramuan ini kepada anak-anak yang susah makan,
sebab disinyalir ramuan temulawak dapat meningkatkan nafsu makan. Bahkan dipercaya juga
sebagai jamu yang memperlambat proses penuaan, menghilangkan flek hitam di wajah serta
menjaga kelenturan tubuh. Perempuan sehabis melahirkan disarankan meminumnya, begitu
menurut kepercayaan masyarakat Jawa.
Secara klinis, khasiat tumbuhan asli Indonesia ini bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya..
Temulawak memiliki kandungan minyak atsiri yang memang membangkitkan selera makan,
membersihkan perut dan memperlancar ASI.
Lebih dari itu, menurut seorang guru besar Universitas Padjajaran (UNPAD), berdasar hasil
penelitian, ekstrak temulawak sangat manjur untuk pengobatan penyakit hati . Di samping itu,
juga sudah terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan sel hati. Semua khasiat
itu adalah berkat adanya kandungan kurkumin, yakni zat yang berguna untuk menjaga dan
menyehatkan hati atau lever atau istilah medisnya hepatoprotektor. Tidak heran, sebab komposisi
kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu sampai dua
persen dan minyak atsirinya antara 6 hingga 10 persen.
Penggunaan temulawak pada prinsipnya sama dengan kunyit maupun kencur, yaitu diparut dan
diambil airnya. Sedikit ada beberapa penambahan komponen untuk penyakit tertentu. Pada
gangguan ginjal untuk satu rimpang temulawak, ditambahkan segenggam daun kumis kucing dan
segenggam daun meniran dengan empat gelas air, direbus sampai tinggal setengahnya. Diminum
tiga kali sehari. Untuk menambah nafsu makan bisa dicampur juga dengan rimpang lengkuas.
Sedang untuk memperbaiki rasa bisa ditambah gula aren, asem atau jeruk nipis sesuai selera.
Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia tetapi penyebarannya hanya terbatas di Jawa, Maluku,
dan Kalimantan. Mereka merupakan tumbuhan semak tak berbatang. Mulai dari pangkalnya sudah
memunculkan tangkai daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 sampai 2,5 meter.
Daunnya bundar panjang, mirip daun pisang. Pelepah daunnya saling menutupi membentuk batang.
Tumbuhan yang patinya mudah dicerna ini dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian
750 meter di atas permukaan laut. Dapat dipanen setelah berusia 8-12 bulan, daunnya telah
menguning dan kelihatan hampir mati.
Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya kuning tua atau coklat muda, panjangnya sampai
15 sentimeter dan bergaris tengah 6 sentimeter. Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.
Kalau kita sudah tahu manfaat dari minuman eksotis ini, lalu untuk apa bingung-bingung mencari
obat suplemen yang mahal?

Sumber: www.sinarharapan.co.id




No comments: